"Di sini kami juga berdiskusi dengan desainer tentang bagaimana membuat busana tradisional yang stylish tapi tetap sesuai aturan baju tradisional yang sudah ditetapkan. Sehingga desainer juga tahu kalau mendesain busana nasional itu ada aturannya sendiri," tuturnya.
Ada sekitar 45 kreasi padu padan yang ditampilkan dalam acara ini. "Garis besar busana yang ditampilkan adalah kemben. Karena ini busana yang benar-benar asli Indonesia," ungkap Maya Soeharnoko, koordinator fashion show. Selain menghadirkan kemben, fashion show ini juga menampilkan, kebaya, baju kurung, dan baju bodo yang dipadukan dengan batik, tenun, dan songket dengan selendang warna senada.
Tidak seperti fashion show lainnya yang menampilkan model profesional, peragaan busana nasional ini diperagakan oleh ibu-ibu dari Serikat Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), pendukung dan pecinta wastra, survivor kanker payudara, dan beberapa artis seperti Dian Sastrowardoyo, Wulan Guritno, dan Rima Melati.
Selain bertujuan untuk mengangkat wastra nasional, fashion show ini juga bertujuan untuk menggalang dana bagi para penderita kanker payudara. "Kanker payudara sekarang ini sudah menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia karena (umumnya) terlambat dideteksi. Maka, dari dana yang terkumpul malam ini YKPJ dan RS Dharmais akan membeli dua unit mobil mamograf untuk mendeteksi dini kanker payudara bagi masyarakat kurang mampu," jelas Rima Melati, survivor kanker payudara sekaligus pengurus YKPJ.
Selanjutnya
0 comments
silahkan tuliskan komentar anda