"Seharusnya, keduanya tak boleh dibandingkan dari sisi kontribusi keuntungan, karena beda karakter. Tapi saya harus efisen dalam hal penggunaan modal," tegas Rosihan seraya mengatakan, toko fisik tetap dibutuhkan untuk membangun kepercayaan.
Rosihan berkisah, ketika masih memiliki delapan toko fisik, ia harus pandai pandai membaca selera pasar di kota kota tertentu. Di Jakarta, persediaan busana muslim Saqina didominasi oleh warna gelap dan adem. Sedangkan di Karawang dan Purwakarta, didominasi oleh warna warna terang. Sehingga, Rosihan perlu membedakan persediaan pasar untuk di setiap toko, tergantung dari selera pasar di kota tersebut.
Kehadiran toko online Saqina.com, dinilai Rosihan punya peluang pasar yang tidak terbatas. "Kalau jualan online, saya bisa stok pakaian warna apa saja. Pasti ada saja yang beli," tandas Rosihan sembari tertawa.
Ia mensinyalir bahwa pelaku bisnis konveksi di daerah, mulai memanfaatkan internet untuk berjualan. Di masa mendatang, Rosihan memprediksi para pelaku konveksi di daerah secara intens akan mengirimkan produknya langsung ke pedagang ataupun pembeli melalui promosi media online. Nantinya mereka berjualan tidak lagi melewati pusat grosir dan juga perdagangan. "Inilah the real internet potential. Internet saat ini telah berhasil memberikan peluang pasar yang unlimited atau tidak terbatas," tutup Rosihan.
0 comments
silahkan tuliskan komentar anda